Kamis, 12 Februari 2015

Our Trip. Am I right?

Detik ini, entah mengapa seperti ada yang menggelitik jemariku untuk menari dan menciptakan serangkaian kata sederhana menjadi mempunyai makna.                                     Hari itu. Tepat di hari ke-18 di bulan Januari 2015. Entah ada angin apa yang membuatku mengiyakan ajakanmu ke luar kota, Situbondo. Seharusnya aku tahu diri, siapa aku. Kamu datang untuk menemui ayahmu, bukan? Lalu mengapa aku harus ikut? Entah, yang ku tahu, kamu menjanjikanku pergi ke sebuah tepat di pesisir pantai utara itu. Aku rindu pantai, laut, irama deburan ombak. Aku rindu.

Aku Bukan Aku

Bukan aku. Semua yang kutulis, itu bukan aku. Ketika ada kata-kata "alay" di akun jejaring sosialku, percayalah itu bukan aku. Terkadang kata-kata itu melintas tanpa permisi di otakku. Hingga pada akhirnya, bahkan seringnya aku langsung mencari media apapun untuk menuliskan kata-kata itu.

Aku tak peduli dengan suara-suara sumbang di luar sana. Itu memang caraku untuk mengungkapkan sesuatu. walaupun itu bukan aku. Entah sejak kapan kata-kata "alay" itu mulai muncul dan semakin sering muncul. Cukuplah aku yang mengerti apa yang aku tuliskan dengan kata-kata "alay" itu. 

Bahkan untuk menceritakan pada seseorang spesial tentang betapa bahagianya aku bisa Ia pertemukan dengannya, kembali kata-kata "alay" itu yang mampu aku rangkai. Tak susah, hanya membiarkan kata-kata itu terangkai dengan sendirinya dan membiarkan jemariku menari di atas keyboard laptop. Untuk hal ini, itu aku.

Hanya Kata

Benar.
Rembulan dengan senyuman manisnya mampu mencuri perhatian sang Bintang.
Pun dengan kerling indahnya cahaya sang Bintang yang mampu membuat Rembulan jatuh hati.
Dengan latar gelapnya langit malam, mereka saling bertukar rasa.
Bahagia. Rindu. Cinta.
Pun dengan sedih.
Mereka sedih ketika fajar mulai tiba menggantikan malam.
Pertanda pagi mulai menyapa.
Mentari dengan senyuman cerianya menyinari dunia.
Beri kekuatan untuk setiap jiwa yang resah.
Seakan berkata bahwa selalu ada hari yang cerah setelah kelabunya hari.
Namun waktu berlalu dengan cepatnya.
Terkadang kelabu menggayut manja pada sang awan, seolah tak ingin pergi.
Kelabu kembali datang. 
Sedetik kemudian hujan turun menyapa Bumi.
Mungkin hujan sedang rindu pada Bumi.
Senja tak menampakkan senyumannya. 
Kemudian hari kembali gelap dengan dingin seperti menusuk tulang.
Terkadang pula mentari seakan malu-malu untuk pergi.
Rona senyumannya selalu tampak indah di ujung barat sana.
Romantis.
Hingga akhirnya pagi berganti malam.
Dengan hangatnya senyuman yang menenangkan.
Namun mentari justru sedih saat ia harus pergi.
Ternyata ia jatuh hati pada sang Bintang.
Ia mendengar cerita tentang indahnya kerling dari pemilik kerlip di gelapnya malam.
Ia ingin berjumpa.
Sangat ingin. 
Besar ingin sang mentari untuk berjumpa.
Hingga akhirnya inginnya menemukan sebuah tepi.
Ia tahu harus sampai kapan untuk berangan-angan.
Bukan.
Tetapi batas untuk bermimpi.


Jember, 12 Februari 2015
entah kenapa beberapa hari ini jadi sangat suka dengan mereka. Mentari, Rembulan, Bintang, Hujan, Senja,  dan segala yang yang mampu kutangkap dengan mataku dari tempat yang selalu membuatku rindu pada Cotton Candy, Langit.

Cerita Lama

Boleh aku bilang sesuatu? hehe, CMIIW yaaa ..
Welcome to Semester 6!

oke. selesai bergeje-gejenya hehe.
maklum, agak konslet setelah jadi korban KRS.

Apa sih KRS? KRS adalah kegiatan yang dilaksanakan di awal tahun ajaran baru. Dulu waktu jaman sekolah, jadwal pelajarannya langsung dikasih bapak ibu guru. Nah, kalau di kuliah yaa ada KRS ini. Tiap mahasiswa pasti mata kuliah yang ditempuh itu bakalan beda. Tergantung IP di semester sebelumnya. Yaa semacam mbikin jadwal kuliah sendiri. Selalu ada cerita di tiap KRS, hehe.

Semester 5 sudah berlalu dengan banyak cerita yang sebaiknya beberapa tak lagi aku buka. Ceileee bahasaku hehe. Semester yang telah berlalu dengan banyak pelajaran, hikmah, ah pokoknya banyak. Semester 6 sudah di depan mata. Detik ini aku bisa bernapas lega karena pada akhirnya jadwal kuliahku selesai. Bismillah.

Cerita nggak kebagian kuota kelas, begadang nunggu kuota, sampai ngebom grup akademik fakultasku buat minta tambahan kuota, hehe. Akhirnya malah jadi lebih sering pusing. Puncaknya waktu pulang dari njenguk Ridho yang baru aja kecelakaan.

Sempet beberapa hari yang lalu waktu aku, mastee, Aro, Fiqi lagi on the way ke Situbondo. Mau njenguk mas asistenku. Kebetulan hari itu hari Sabtu. Jumat malemnya aku sempat minta kuota ke grup akademik. Aku pikir karena hari Sabtu, kuota ndak akan ditambah ataupun kelas dibuka. Nyesek banget pas aku otw Situbondo itu, harus belok ke Pom Bensin di Bondowoso buat KRSan. Eng ing eng... kelasnya penuh semua sudah. Hahaha. Ketawa aja yuks.

Kejadian yang sama juga terjadi beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya sih kemarin (10/02/15). Aku berangkat pagi karena mau dateng di seminar proposal kakak tingkatku. Waktu aku sudah di kampus, ealaah kelasnya sudah penuh, lagi. Bahkan untuk KRS mata kuliah Pengajaran Mikro punya temenku, aku barter kelas dengan temenku yang lain. Sekarang mah yang penting KRSku sudah fix.

Ah, terlalu banyak suka duka yang terjadi selama hampir 2 minggu masa KRS.

Oke, welcome to this adventure! ^_^

Minggu, 18 Januari 2015

Pekat

Telah kuceritakan gundah pada langit malam. Jauh di atas sana, langit sedang menaungi sebab gundahku. Rindu. Rindu pada seseorang yang telah membantuku melalui hujan di hati dan di sudut mataku. Seseorang yang mampu biarkanku menertawakan diri sendiri. Menertawakan kebodohan-kebodohan yang kulakukan dengan sadar. Seseorang yang kutemukan dengan cara yang pernah terlintas di benakku. Tak pernah.

Siapa yang menyangka, siapa yang dapat menebak apa isi hati seorang manusia. Jika setelahnya, kesamaan rasa yang mampu membuat dunia berubah. Mendung seakan tak lagi diperbolehkan hadir. Terimakasih.

Kelak, semoga ada saat dimana kita berada pada detik yang sama. Saling bertatapan untuk beberapa saat, kemudian saling berpeluk di penghujung hari. Semoga detik masih berpihak pada kita. Ketika di kesempatan hidup masih kita punya, aku akan menemukanmu ketika aku membuka mata. Semoga.

08 Januari 2015,
disela percakapan tengah malam di jejaring sosial.

Babak Baru

Barakallah...

Postingan telat lagi ini, maaf maaf. Beberapa bulan yang lalu, salah satu saudaraku ada yang menempuh hidup baru. Babak baru, batinku. Sederhana, dan khidmad. Air mata menetes tanpa kusengaja. Ketika ijab itu menggema di ruang tamu. Pun semua yang hadir sesekali mengusap air mata di pipi. Entah mengapa aku kemudian membayangkan bagaimana rasanya ketika di posisi bulek. Satu langkah menuju babak baru itu berhasil kau lewati, bulek. 

Ah, selamat menempuh hidup baru, babak baru. Semoga menjadi jodoh dunia akhirat, aamiin. Cepet kasih aku ponakan yang lucu, bulek.

Salam Lestari! *lho?

Happy wedding, bulek Winda :)

One Step Closer.

Semester lalu bener-bener amajing buat aku. Mulai dari mata kuliah yang berbau fisiologi ditempuh semua. Sampai mata kuliah penunjang ke arah pendidikan. Nggak salah, aku kan di Pendidikan Biologi. Harapannya ya untuk disiapkan menjadi seorang guru Biologi nantinya. Termasuk mata kuliah Pengembangan Kompetensi Kependidikan atau biasa disebut magang.

Magang ini berbeda dengan PPL. Sebagai bekal awal untuk menuju proses menjadi seorang guru. Aamiin. Karena kalau Magang itu hanya untuk observasi segala macam yang ada di sekolah. Proses KBM di kelas, kultur sekolah, kurikulumnya, dan lainnya. Pada akhirnya pilihan kelompok kami jatuh pada SMAN 4 Jember. Terimakasih untuk pengalamannya. Sekolah ini tak lain adalah sekolah dulu. Aku alumni dari sana, hehe.

Singkat cerita, aku bertemu dengan guru-guru semasa aku dulu sekolah. Ada beberapa guru baru. Namun penampilan sekolahku berbeda sekali. Sudah lebih bagus dibandingkan tahun-tahun aku bersekolah di sana.

Ketika di sana, kusapukan pandanganku ke seluruh penjuru sekolah. Ah, tanpa kuminta semua kenangan muncul dan berganti dengan kenangan-kenangan lain. Setiap tempat menyimpan kenangan yang berbeda. Ah, terimakasih untuk tahun-tahun hebatnya, kawan. mushola, parkiran motor, pos Satpam, koridor kelas X, kopma bu KD, koridor kantin, kantin, lab kimia, koridor kelas XII, perpustakaan, koridor kelas XI, koridor ruang guru, lapangan voli, lapangan basket, podium, lab biologi, lab fisika, ah semuanya.

Ujian dari mata kuliah ini pun tidak secara tertulis, tetapi lisan. Terimakasih untuk bimbingannya bu. Terimakasih juga untuk "keseruan" ketika ujian lisan. Cukup membuat saya senam jantung bu, hehe. Terimakasih untuk nilainya juga bu. Terimakasih juga untuk teman-teman satu kelompokku, kalian hebat kawan.


 

Template by BloggerCandy.com